Antusiasme Siswa Bina Juara Saat Mengikuti MPLS
- Kita Mengabdi
- Aug 17, 2020
- 3 min read

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah sebuah istilah yang diberikan untuk penyelenggaraan kegiatan di tiga hari pertama masuk sekolah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah, Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah (MOPD) dicabut dan diganti dengan Permendikbud yang baru tersebut. Istilah ini dahulu dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah (MOPD).
MPLS yang sekarang digunakan lebih mengedepankan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan, berbeda dengan MOS atau MOPD yang cenderung disalahtafsirkan sebagai ajang perpeloncoan bagi siswa baru oleh siswa senior.
Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021 ini, dikutip dari laman website Kemendikbud, Kemendikbud maupun Dinas Pendidikan mengeluarkan kebijakan baru agar kegiatan MPLS dilaksanakan secara virtual. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi selama pandemi Covid-19, khususnya sekolah-sekolah yang berada di daerah zona merah. Terkecuali, untuk daerah yang dikategorikan sebagai daerah zona hijau, boleh dilaksanakan namun tetap menggunakan protocol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan cuci tangan.
Berdasarkan data geografis persebaran virus Covid-19 di Jawa Barat, menyebutkan bahwa Desa Banyuresmi Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang ini merupakan daerah zona hijau. Berbagai aktifitas boleh dilakukan namun dibatasi dan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Merupakan sebuah kejutan bagi Ruang Kita Mengabdi, pasalnya SMP Bina Juara yang merupakan sekolah impian di Desa Banyuresmi sebagai manifestasi gerakan kepedulian pendidikan di pedesaan ini sukses melaksanakan MPLS dengan tetap mematuhi anjuran pemerintah, tentunya menggunakan protocol kesehatan. Pak Dede, sebagai Ketua Yayasan mendesain kegiatan tersebut dengan khidmat dan sangat menarik.
Beberapa hari sebelum pelaksanaan, Pak Dede maupun Bu Apong (Kepala Sekolah) membuka pendaftaran ulang bagi siswa-siswi kelas VII yang baru, juga kelas VIII dan IX yang nantinya seluruh siswa lulusan sekolah ini berhak mendapatkan ijazah atas nama SMP Bina Juara.
Adapun kegiatan penerimaan siswa baru yang dilaksanakan selama 2 Hari (17-18 Juli 2020) ini melibatkan siswa kelas VIII dan XI sebagai Panitia Pelaksana, diawali dengan agenda sambutan dalam pembukaan yang diisi oleh Kepala Sekolah, Ketua Yayasan, Pengawas sekaligus Pembina yang diwakili oleh Kang Aldi dari Tim Ruang Kita Mengabdi.

Masih dalam agenda pembukaan, kegiatan MPLS ini dilakukan dengan simbolis penerimaan siswa baru, simbolis penerimaan bantuan berupa Al-Qur’an, Masker dan lain-lain. Selain itu, kegiatan pengembangan softskill turut meramaikan acara MPLS tersebut. Seperti kegiatan PBB (Pelatihan Baris Berbaris) guna mengaktivasi gerakan Kepramukaan, penampilan-penampilan seperti bernyanyi, pembacaan puisi, akustikan, dan joget-joget.

Gugun, siswa kelas VIII yang sekaligus sebagai Ketua Panitia, sukses menjadikan calon siswa baru sesuai dengan harapan, karena pada saat pelaksanaannya, siswa baru tersebut tidak canggung dan mampu mengekspresikan dirinya berbaur dengan lingkungan sekolah baru, tak terkecuali mereka pun ikut serta dalam penampilan kegiatan MPLS.

Menjelang malam, berbagai kegiatan juga dilaksanakan seperti sholat berjama’ah, Baca Al-Qur’an, masak-masak, dan kegiatan potong tumpeng sebagai wujud syukur SMP Bina Juara sebagai sekolah mandiri. Hingga sampai pada acara inti yakni, pembekalan dari guru dan jajaran sekolah guna melatih mental dan kesiapan saat tiba nanti kegiatan belajar mengajar.
Keesokan hari nya, agenda operasi semut atau bersih-bersih tempat menjadi keseruan tersendiri, hubungan emosional pun terjadi karena kebersamaan satu sama lain. Acara foto bersama pun mengakhiri perjumpaan mereka dalam kegiata MPLS T/A 2020/2021 ini.
Kedepannya, SMP Bina Juara rencananya akan melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti biasa, yakni dengan tatap muka, meskipun durasinya dibatasi selama 2 jam, selama kegiatan hanya menyampaikan materi pokok dan tugas saja. Karena melihat berbagai macam pertimbangan jika dilakukan secara daring maupun luring hal ini akan memberatkan siswa, terlebih secara keseluruhan siswanya belum memiliki smartphone, kendala jaringan, keterbatasan kuota dan lain-lain.
Bu Apong, sebagai Kepala Sekolah berharap langkah ini menjadi pilihan terbaik dan proses pendidikan pun dilakukan dengan khidmat, agar kelak peserta didik mampu menggapai masa depan yang cerah.
Kommentare